11:08 AM
0

SejaRah_EL_ClLaSiCo




Madrid dan Barcelona merupakan dua entitas terbesar di negara Spanyol,jika kita membandingakan kotanya, kedua kota tersebut merupakan kota terbesar di Spanyol. Jika berbicara klub sepakbola, keduanya merupakan dua klub besar,paling sukses, paling kaya , dan juga memiliki basis fans yang paling banyak di negara Spanyol (belum termasuk  fans dari luar negara Spanyol).  Kedua stadion mereka ( stadion Santiago Bernabeu dan Nou Camp) sudah seperti rumah ibadah bagi kedua fans, yang dianggap sangat suci oleh fans Madrid dan Barca, dan haram hukumnya melihat kesebelasan kesayangan mereka kalah di kandangnya sendiri.
Rivalitas kedua klub ini awalnya bermula dari partai-partai politik yang menggunakan media sepakbola sebagai salah satu cara untuk meraih banyak massa, lalu berubah menjadi pertarungan budaya antar kaum Castille (kerajaan) yang diwakili oleh Real Madrid dan kaum cataluna yang diwakili oleh Barcelona. Dan di era modern sekaragn rivalitas ini berubah menjadi sebuah pertaruhan ideologi sepakbola masing-masing, kedua klub mengklaim bahwa mereka lebih baik dari rivalnya.
Rivalitas ini memasuki era baru saat Real Madrid dan Barcelona memperebutkan seorang pemain berbakat yang pernah ada di dunia sepakbola , Alfredo Di Stefano.  Saat itu Di Stefano yang membela Millonarios datang ke Spanyol untuk melakukan pertandingan persahabatan melawan Real Madrid. Saat itulah publik Spanyol melihat sebuah bakat sepakbola yang ditunjukan oleh DI Stefano, Barcelona langsung bergerak cepat dengan mengontak River Plate klub asli Di Stefano sedangakan Real Madrid mengontak Milonarios dimana Di Stefano dipinjamkan. Namun masalah menjadi pelik saat Barcelona sudah membayar separuh biaya transfer Di Stefano,ternyata ada klause kontrak antara River Plate dengan Millonarios yang menyatakan bahwa River Plate bisa menjual Di Stefano jika mendapatkan ijin dari Millonarios. Pihak Millonarios yang sudah mendapat bayaran transfer dari Real Madrid lebih memilh untuk menyerahkan Di Stefano kepada Real Madrid daripada ke Barcelona.
Hal itu membuat pihak Barcelona marah kepada River Plate karena merasa dibohongin,dan mengadu kepada Federasi Sepakbola Spanyol dan juga FIFA. Ditemukan jalan tengahnya, Di Stefano bisa bermain 2 tahun untuk Real Madrid dan 2 tahun kemudian untuk Barcelona, namun setelah melihat penampilan Di Stefano selama 2 tahun di Madrid,pihak Barcelona mengundurkan diri dan Madrid mau membayar  transfer Di Stefano kepada Barcelona.
Setelah itu perpindahan pemain dari Real Madrid ke Barcelona atau pun sebaliknya makin memicu persaingan kedua klub ini.  Terhitung ada Bern Schuster, Michael Loudrup yang pindah ke Real Madrid pada tahun 1994 dengan free transfer,hingga yang paling menghebohkan adalah perpindahan kedua idola masing-masing tim pada saat itu. Luis Enrique yang sudah menjadi idola bagi publik Santiago Bernabeu tiba-tiba pindah ke Barcelona, dan Real Madrid pun “membalas” dengan membajak idola Nou Camp pada saat itu Luis Figo dari seteru abadinya. Perpindahan Luis Figo ke Madrid makin memanaskan suhu persaingan kedua tim dan rasa benci fans Barcelona ditunjukkan kepada Figo dengan melemparkan kepala babi saat duel El Clasico di semi final Liga Champions tahun 2002. (KID)




Sejarah Permusuhan Real Madrid VS Barcelona (El Clasico) Dari Masa Ke Masa ~ Laga El Clasico antara Barcelona dan Real Madrid adalah partai panas di liga Spanyol. Ternyata sejarah pemusuhan antara Barcelona dan Real Madrid ini bermula sejak tahun 30an yaitu pada masa Franco. Siapa Franco ini? Dia adalah seorang Jenderal yang menjadi penguasa diktator di Spanyol pada tahun 1930-an. Barcelona, sampai sekarang, adalah ibukota dari Provinsi Catalonia, yang sebagian besar penduduknya adalah dari suku bangsa Catalan dan Basque.

Sejak dulu, orang-orang Catalonia ini menganggap diri mereka bukan bagian dari Spanyol, dan merupakan bangsa yang berada di bawah penjajahan Spanyol. Oleh karena itu, setiap laga El-Clasico pendukung Barca terlihat kerap membawa benderanya sendiri, bukan bendera Spanyol.
Franco melarang penggunaan bendera dan bahasa daerah Catalan. FC Barcelona kemudian menjadi satu-satunya tempat dimana sekumpulan besar orang dapat berkumpul dan berbicara dalam bahasa daerah mereka. Warna biru dan merah marun Barcelona menjadi pengganti yang mudah dipahami dari warna merah dan kuning (bendera) Catalonia.
Franco kemudian bertindak lebih jauh. Josep Suol, Presiden Barcelona waktu itu, dibunuh oleh pihak militer pada tahun 1936, dan sebuah bom dijatuhkan di FC Barcelona Social Club pada tahun 1938. Di lapangan sepakbola, titik nadir permusuhan ini terjadi pada tahun 1941 ketika para pemain Barcelona diinstruksikan (dibawah ancaman militer) untuk kalah dari Real Madrid.
Franco
Barcelona kalah dan gawang mereka kemasukan 11 gol dari Real Madrid. Sebagai bentuk protes, Barcelona bermain serius dalam 1 serangan dan mencetak 1 gol. Skor akhir 11-1, dan 1 gol itu membuat Franco kesal. Kiper Barcelona kemudian dijatuhi tuduhan apengaturan pertandingan dan dilarang untuk bermain sepakbola lagi seumur hidupnya.
Sejak saat itu FC Barcelona menjadi semacam klub anti-franco dan menjadi simbol perlawanan Catalonia terhadap Franco, dan secara umum, terhadap Spanyol. Ada juga klub-klub lain di Catalonia seperti Athletic Bilbao dan Espanyol. Athletic Bilbao sampai saat ini tetap pada idealismenya untuk hanya merekrut pemain-pemain asli Basque, tetapi dari segi prestasi tidak sementereng Barcelona.

Demikian juga dengan Espanyol. Sementara yang dijadikan simbol musuh, tentu saja, adalah klub kesayangan Franco yang bermarkas di ibukota Spanyol, FC Real Madrid. Sebagai sebuah simbol perlawanan, kultur dan karakter Barcelona kemudian terbentuk dengan sendirinya. Siapapun pelatihnya, dan gaya apapun yang dipakai, karakternya hanya satu: Menyerang!.

Sebagai penyerang, Barcelona bermaksud untuk mendobrak dominasi Real Madrid (dan bagi orang Catalonia, mendobrak dominasi Spanyol). Untuk itulah Barcelona pantang bermain bertahan, karena itu adalah simbol ketakutan. Kalah atau menang adalah hal biasa. Tapi keberanian memegang karakter, itulah yang menjadi simbol perlawanan.
Pada tahun 50-an dan 60-an, Barca memang tertutup oleh kejayaan Real Madrid yang waktu itu diperkuat Ferenc Puskas, Di Stefano, dsb. Sebagai anak emas Franco sejak tahun 1930-an, Real Madrid memang selalu memiliki sumber dana besar untuk belanja pemain. Barcelona sendiri, pada 2 dasawarsa tersebut hanya bisa memenangi 4 kali liga spanyol, 2 kali piala raja, dan satu kali piala Inter City Honest (yang kemudian menjadi UEFA Cup).
Pada tahun 1973, seorang pemain Belanda yang kelak menjadi salah satu legenda Barcelona, Johan Cruyff, bergabung dari Ajax. Dalam pernyataan persnya ketika diperkenalkan, Cruyff menyatakan bahwa ia lebih memilih Barcelona dibanding Real Madrid karena ia tidak akan mau bermain di sebuah klub yang diasosiasikan dengan Franco.
Bersama kompatriotnya, Johan Neeskens, mereka langsung membawa Barcelona memenangi gelar liga spanyol (setelah sebelumnya 14 tahun puasa gelar), dan dalam prosesnya tahun itu sempat mengalahkan Real Madrid di kandang Madrid sendiri dengan skor 5-0 (!).
Pada tahun itu Johan Cruyff dinobatkan sebagai pesepakbola terbaik Eropa, dan memberi nama anaknya dengan nama khas Catalan, yaitu Jordi. Statusnya sebagai legenda menjadi abadi. Jordi Cruyff sendiri pada akhirnya tidak pernah bisa sebesar ayahnya. Karir sepakbolanya lebih banyak dihabiskan di klub-klub medioker, meski sempat beberapa tahun memperkuat Manchester United.
Selanjutnya, permusuhan itu terus ada, meskipun tidak sesengit pada tahun-tahun awalnya, sampai sekarang. Bisa dibilang, rivalitas saat ini sudah lebih sportif dan berjalan dengan lebih sehat. Tapi permusuhan yang sejak dulu telah begitu mengakar menjadikan duel diantara keduanya selalu menjanjikan sesuatu yang spesial.

Inilah mengapa duel antara Barcelona dengan Real Madrid yang terjadi setidaknya 2 kali setiap tahunnya (di liga Spanyol) disebut dengan el classico, karena memang menyajikan satu duel klasik dengan sejarah panjang terbentang dibelakangnya.
Meski berulang setiap tahun, akan tetapi saking monumentalnya duel ini membuat Johan Cruyff dan Bobby Robson ketika menjadi pelatih Barcelona pada era akhir 1980-an sampai akhir 1990-an sampai mengibaratkan el classico sebagai sebuah perang, bukan sekedar pertandingan sepak bola.

Baik pelatih Real Madrid maupun pelatih Barcelona ketika menghadapi el classico akan merasa seperti membawa sepasukan 'serdadu' perang, bukan sebuah 'kesebelasan' sepak bola, karena begitu besarnya kehormatan yang dipertaruhkan.
Demikian juga pertaruhan bagi pelatih, karena ketika dia diangkat sebagai pelatih seolah sudah ada beban yang diberikan oleh klub:

10 Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah FC Barcelona

FC Barcelona. Salah satu klub sepakbola tersukses dan paling terkenal di seluruh dunia. Selalu berat untuk menentukan 10 pemain terbaik dari sebuah klub. Menurut saya, ada dua era yang membuat klub asal Katalan ini begitu besar. Era pertama adalah ketika era Dream Team dan era kedua adalah ketika di awal millennium baru hingga sekarang. Namun di luar era tersebut, ada juga banyak pemain berkualitas yang tidak mungkin dapat dilupakan oleh para pendukung Barcelona.

1. Laszlo Kubala
barcelona1.jpg
Kubala adalah legenda besar yang berhasil membawa Barcelona meraih kejayaan di era 50an. Sebagai ujung tombak, ia berhasil mempersembahkan seluruh gelar bagi Barca di tahun 1951-1952. Ia juga termasuk dalam barisan penyerang legendaris Barcelona bersama Cesar Rodriguez, Estanislau Basora, Eduardo Manchon, dan Moreno. Pemain yang terkenal melalui tendangan-tendangan bebasnya ini adalah pemain yang paling banyak mencetak gol dalam satu pertandingan bagi Blaugrana di La Liga dengan tujuh gol ketika menghadapi Sporting Gijon. Sekarang, ia diabadikan dalam bentuk patung yang berada di dekat stadion Camp Nou.


2. Rivaldo
barcelona2.jpg
Pemain Brazil kelahiran 1972 ini adalah legenda hidup Barcelona. Datang dari Deportivo La Coruna untuk menggantikan peran Ronaldo, ia malah “menghapus” Ronaldo dari ingatan para pendukung El Barca. Di musim pertamanya, ia langsung sukses mengawinkan gelar La Liga dan Copa Del Rey untuk Barcelona. Berposisi sebagai gelandang serang, ia berhasil membukukan 136 gol dari 253 caps bersama Blaugrana. Ia juga berhasil meraih gelar Ballon d’Or ketika masih berseragam Barcelona. Satu hal yang pasti diingat oleh para pendukung klub asal Katalan ini adalah bagaimana hat-tricknya ketika melawan Valencia di laga terakhir La Liga musim 2000-2001. Gol indah bicycle kick nya di menit ke 89 berhasil memastikan hat tricknya hari itu sekaligus memastikan tempat di Liga Champions bagi Barca. Karena reputasinya itu, ia sampai masuk ke dalam komik Tsubasa!


3. Johan Cruyff
barcelona1.jpg
Hai penggemar Lionel Messi, tau pemain ini? Johan Cryuff adalah “Lionel Messi” di eranya ketika itu. Datang dari Ajax Amsterdam di tahun 1973, pemain berkewarganegaraan Belanda ini langsung memberikan gelar La Liga yang sudah 14 tahun tidak dibawa pulang ke Camp Nou. Selain keberhasilannya membantai Real Madrid dengan skor 0-5 di Santiago Bernabeu, ada sebuah gol yang membuktikan betapa hebatnya talenta dari seorang Johan Cruyff. Ya! Gol tersebut adalah gol nya melawan Atletico Madrid yang diberi nama “Le but impossible de Cruyff”. Cruyf pernah tiga kali memenangi gelar Ballon d’Or di tahun 1971, 1973, dan 1974. Hengkang dari El Barca di tahun 1978, ia kembali lagi pada tahun 1988 sebagai pelatih. Dan di bawah tangan dinginnya, Barca berhasil meraih gelar UEFA Champions League pertama mereka di Wembley 1992.


4. Ronald Koeman
barcelona1.jpg
Sebelum hadir Carles Puyol dan Gerrard Pique, Barcelona pernah memiliki bek tangguh di era 90an. Kuat, cepat, dan produktif mencetak gol. Dialah Ronald Koeman. Koeman adalah bagian penting dari “Dream Team” Barcelona di era kepelatihan Johan Cruyff.  Sekalipun berposisi sebagai bek, ia justu berhasil mencetak lebih dari 100 gol bagi El Barca! Cukup unik memang rekor yang ditorehkan oleh pemain yang lahir di Belanda 49 tahun silam ini. Satu gol yang jelas diingat oleh para Cules adalah saat tendangan bebas nya di babak extra time berhasil menembus gawang Gianluca Pagliuca dan memastikan gelar UEFA Champions League pertama bagi El Blaugrana.


5. Josep Guardiola
barcelona1.jpg
Nah! Ini dia pemain yang paling dirindukan oleh pendukung Barcelona. Ya sekalipun ia dirindukan karena sukses sebagai pelatih, seharusnya para Cules tidak melupakan betapa vitalnya peran Guardiola sebagai pemain. Adalah Johan Cruyff yang melihat bakat penting Pep sebagai gelandang bertahan ketika ia menonton pertandingan tim akademi Barcelona. Debutnya melawan Cadiz menjadi awal sebuah legacy di tubuh El Barca. Pendukung Barca pantas “berterima kasih” kepada Guillermo Amor. Apabila Guillermo tidak terkena larangan bertanding, mungkin anda tidak akan pernah melihat Josep Guardiola menjaga lini tengah Barca dan meraih berbagai gelar. Selain itu, Guardiola juga adalah salah satu kapten terhebat dengan karisma kepemimpinannya yang pernah dimiliki El Blaugrana. Ia memutuskan hengkang di tahun 2001. Setelah itu di tahun 2007, ia kembali ke Barcelona sebagai pelatih tim B. Dan itu adalah awal dari sebuah cerita yang akan dikenang oleh seluruh penggemar Barcelona.


6. Ronaldinho
barcelona1.jpg
Jika Manchester United memiliki CR7, maka Barcelona memiliki R10. Bagi saya pribadi, Ronaldinho adalah permulaan dari era keemasan Barcelona di awal millennium baru ini. Awalnya, media memprediksikan Ronaldinho akan hijrah ke United (sepaket dengan Gabriel Heinze). Namun ternyata ia lebih memilih Barcelona sebagai klub barunya setelah ia pindah dari Paris Saint-German. Pria bernama asli Ronaldo de Assis Moreira ini benar-benar membawa era yang baru ke dalam permainan El Barca. Sulit untuk mendeskipsikan keajaiban yang dilakukan oleh Ronaldinho dengan kata-kata. Ia benar-benar seorang Brazillian dengan segala macam “joga bonito” nya. Setiap Ronaldinho membawa bola, kita pasti berharap akan ada trik-trik ajaib yang ia keluarkan dari dalam fantasinya. Dengan senyumnya yang khas, ia berhasil mempersembahkan sebuah gelar UEFA Champions League bagi Barca di tahun 2005 dan mendapatkan Ballon d’Or. Butuh pengakuan lebih lanjut? Coba tanyakan kepada pendukung Real Madrid yang memberi standing applause kepada Ronaldinho ketika laga El Classico di Santiago Bernabeu tahun 2006 silam. Satu hal lagi, Ronaldinho adalah awal dari meledaknya pertumbuhan pendukung Barca secara signifikan.


7. Carles Puyol
barcelona1.jpg
El Capitano de Barca! Hingga saat ini, dialah kapten terbaik yang pernah dimiliki oleh Barcelona. Pemain asli La Masia ini adalah bagian penting dari kesuksesan El Barca. Ketegasan dan kelugasannya hampir selalu mencapai sempurna ketika ia menjaga barisan pertahanan. Secara simbolik, mungkin rambutnya dapat menggambarkan betapa garangnya ia ketika ia berada di lapangan. Meskipun akhir-akhir ini ia bertambah akrab dengan cedera, tapi tak satupun pemain Barcelona yang dapat menggantikan peran dari Puyol. Satu hal yang membuat Puyol begitu dihormati oleh penggemar dan pemain Barcelona adalah mental tak menyerah yang dimilikinya. Rekannya di pertahanan Barca, Gerrard Pique, pernah berkata bahwa Puyol adalah satu-satunya pemain yang ia kenal yang masih percaya bahwa tim nya dapat menang ketika sedang tertinggal empat gol.


8. Xavi Hernandez
barcelona1.jpg
Kapten kedua Barcelona. Kontrol bola yang sempurna, permainan ball possession brillian, pengatur tempo dalam permainan, dan passing yang mematikan. Xavi adalah salah satu pemain paling vital dalam permainan tiki-taka nya Barcelona. Pemain jebolan La Masia ini adalah pemegang caps terbanyak Barcelona dengan 645 pertandingan resmi (terhitung sampai 31 Oktober 2012). Siapapun pasti tahu betapa hebatnya Xavi dalam mengolah si kulit bundar. Sekalipun Barca mempunyai banyak pemain berkualitas untuk mengisi lapangan tengah, taka da satupun yang bisa menggeser Xavi apabila ia sedang dalam kondisi fit untuk bermain. Sadarkah anda bahwa Xavi memiliki kebiasaan unik? Bukan, ini bukan soal kehidupan pribadi atau ritual sebelum pertandingan. Coba perhatikan ketika ia sedang mengontrol bola. Ia memiliki kebiasaan untuk mengeluarkan lidahnya ketika si kulit bundar sedang berada dibawah kendalinya.


9. Andres Iniesta
barcelona1.jpg
Iniesta adalah “partner in crime” nya Xavi dalam menjadikan lapangan tengah lawan menjadi seperti tempat bermain. Pemain kelahiran 28 tahun silam ini berperan sama pentingnya seperti Xavi dalam menjalankan taktik tiki-taka ala Barcelona. Namun satu hal yang berbeda adalah Iniesta lebih berperan kedepan dan menyerang. Sudah begitu banyak killer pass nya menjadi awal dari gol bagi Barcelona. Selain itu, ia juga cukup rutin mencetak gol bagi El Barca. Iniesta juga pemain yang sangat respek kepada pemain lain. Ingatkah kalian dengan perayaan gol nya ketika ia mencetak gol kemenangan Spanyol di Final Piala Dunia 2010? Ia membuka kaus dan di dalam kaus itu terdapat tulisan untuk mengenang Dani Jarque (yang notabenenya adalan pemain Espanyol). Satu momen lain yang jelas akan diingat oleh para Cules adalah ketika Josep Guardiola sudah memberikan selamat kepada Guus Hiddink, lalu tak lama berselang Iniesta mencetak gol yang membuat ucapan selamat tersebut menjadi seperti harapan palsu bagi Hiddink.


10. Lionel messi
barcelona10.jpg

Sulit. Itu kata yang harus saya ucapkan ketika akan memilih 10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa. Sejak awal berdiri, Madrid telah memiliki ratusan pemain bertalenta luar biasa. Permasalahan utamanya adalah, tim ini memang gemar mengumpulkan pemain-pemain terbaik dunia semenjak puluhan tahun lalu. Tidak seperti Manchester City yang baru-baru ini saja memiliki kegemaran yang sama. Tapi bagi saya, dibawah ini adalah daftar pemain yang memberikan pengaruh paling besar dalam menjaga kejayaan Los Merengues.


10 Pemain Terbaik Sepanjang Sejarah Real Madrid

1. Alfredo Di Stefano
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_154243a5.jpg
Adakah Madridista yang tidak tahu Alfredo Di Stefano? Apabila ada, sebaiknya anda mengenal pemain yang satu ini. Pemain yang pernah membela tiga tim nasional ini adalah legenda hidup Real Madrid dengan 308 gol sepanjang karirnya bagi Los Merengues. Dari Sembilan gelar UEFA Champions League yang dimiliki El Real, ia turut andil menyumbang lima diantaranya (1955/56, 1956/57, 1957/58, 1958/59, 1959/60). Ketajaman peraih dua kali Ballon d’Or (1957 dan 1959) ini sangat ditakuti oleh bek-bek lawan. Sebagai penghormatan, Real Madrid menjadikan namanya sebagai nama dari stadion milik Real Madrid Castilla di Valdebebas pada tahun 2006.

2. Ferenc Puskas
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_58cd0077
Setelah era Di Stefano memborbardir gawang lawan, berikutnya muncul Ferenc Puskas. Real Madrid ketika era itu memang mengerikan. Duet Stefano-Puskas ini begitu mematikan. Pemain berkewarganegaraan Hungaria dan Spanyol ini ada di peringkat keempat pencetak gol terbanyak El Real dengan 238 gol. Selama berkarir di Madrid, Puskas telah menyumbang lima trofi Liga Spanyol secara berutut-turut dari tahun 1961-1965. Pemain kelahiran 1927 ini pun pernah meraih gelar El Pichichi empat tahun berturut-turut dari tahun 1960-1964. Dan untuk menghargai talenta yang ia miliki, FIFA menciptakan Ferenc Puskas Award pada tahun 2009 yang diberikan kepada pencetak gol terindah dalam satu musim. Penghargaan ini diberikan karena Puskas adalah pencetak gol terbanyak di abad ke-20 dengan 512 gol dari 528 pertandingan. Legend.

3. Emilio Butragueno
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_84e375b.jpg
Butragueno adalah pemain asli binaan Real Madrid. Striker kelahiran 1963 ini adalah salah satu penyerang terbaik di era 80an. Selama berkarir, ia menyumbang enam gelar Liga Spanyol untuk Los Merengues. Meski perolehan gol nya di Madrid “hanya” 171 gol, namun kontribusinya begitu besar dalam menjaga kejayaan Real Madrid. Meskipun karirnya di klub yang ia bela sejak kecil tidak berakhir manis, namun tak satupun Madridista sejati yang akan melupakan sumbangsih seorang El Buitre.

4. Hugo Sanchez
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_5df72cb
Real Madrid seakan tidak pernah kehilangan duet maut. Setelah era Di Stefano dan Puskas, lalu hadir duet Butragueno dan Sanchez. Ya, dialah tandem sejati dari Emilio Butragueno. Total 208 gol ia cetak untuk El Real. Tujuh tahun bermain untuk Madrid, lima kali ia persembahkan trofi Liga Spanyol. Mau tahu dimana letak pentingnya seorang Hugo Sanchez? Ketika ia menyumbangkan lima trofi tersebut, ia meraih gelar El Pichichi sebanyak empat kali!

5. Fernando Hierro
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_4c8ab7e
Di bawah kepemimpinan Hierro lah Real Madrid terakhir kali meraih gelar UEFA Champions League. Karisma dan skill nya dalam memimpin barisan pertahanan sangat mengagumkan.  Tak banyak yang bisa saya katakan tentang pemain ini. Permainannya begitu lugas dan garang. Sebagai seorang bek, ia adalah pemain yang sangat subur. Dari 439 caps bersama El Real, ia mencetak 102 gol! Dan ia pernah mencetak hat-trick ketika menghadapi Real Zaragoza di tahun 2002.

6. Zinedine Zidane
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_mecb3f37
Masterpiece. Setiap Zidane menyentuh bola, kita pasti selalu berharap ia akan melakukan gerakan-gerakan yang tak terduga nan ajaib. Dia adalah bagian penting dari era Los Galacticos. Di musim pertamanya membela Real Madrid, ia langsung menyumbangkan gelar UEFA Champions League. Tak butuh banyak gol untuk membuktikan bahwa ia adalah salah satu pemain tengah terhebat sepanjang masa. Sebuah tandukan ke dada Marco Materazzi di final Piala Dunia 2006 tak akan cukup untuk membuat namanya menjadi buruk di mata pecinta sepakbola. Apapun yang terjadi, Zidane tetaplah Zidane dengan tendangan spektakulernya di Final Champions League 2002 yang akan dikenang sepanjang masa.

7. Luis Figo
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_m2f635173
Bagi pendukung Barcelona, ia adalah seorang Judas. Namun bagi pendukung Madrid, ia adalah seorang pendosa yang bertobat ke jalan yang benar. Kemarahan segenap penghuni Boixos Nois tak cukup untuk menghentikan talenta Figo. Pemain berkewaganegaraan Portugal ini benar-benar mengontrol lapangan tengah Los Merengues. Gesit, elegan, dan pintar dalam memainkan si kulit bundar. Menjadi pemain pertama di era Los Galacticos, kepopulerannya di kalangan Madridista mungkin hanya kalah dari sepotong kepala babi.

8. Claude Makelele
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_m517cad86
Claude Makelele? Pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa? Menurut saya jawabannya adalah, pasti. Perannya di Real Madrid ketika itu sungguh tidak tergantikan. Meski hanya tiga tahun berbaju putih El Real, sumbangsihnya sebagai gelandang bertahan sungguhlah besar. Bahkan karena talentanya tersebut, peran gelandang bertahan sering disebut dengan “Makelele role”. Selama ia bermain, Madrid selalu berhasil meraih gelar di setiap tahunnya. Dan setelah Makelele pindah, Madrid langsung puasa gelar. Menurut saya pribadi, keputusan melepas Makelele adalah salah satu kebodohan terbesar Los Merengues. Fernando Hierro pun berkata senada dengan saya. Berikut adalah kutipan pernyataan Hierro mengenai kepergian Makelele: “Saya pikir Makelele adalah pemain terbaik Madrid beberapa tahun belakangan, namun tak seorangpun menyadari hal tersebut. Tak seorangpun sadar apa yang ia lakukan untuk tim ini. Semua pemain tahu bahwa dia adalah pemain terpenting. Kepergian Makelele adalah awal dari berakhirnya Los Galacticos.”

9. Iker Casillas
10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_756496b3
Saint Iker. Begitu ia biasa dipanggil oleh para Madridista. Pemain asli binaan El Real ini telah mejadi penjaga gawang utama Madrid semenjak tahun 2002. Pacar dari Sara Carbonero ini merupakan salah satu penjaga gawang terbaik di muka bumi saat ini. Jujur, saya merasa kasihan dengan para penjaga gawang cadangan Real Madrid. Bagaimana mungkin mereka bisa menggeser posisi seorang Casillas. Musim 2007-2008 adalah bukti betapa hebatnya seorang Casillas. Ia hanya kebobolan 32 gol dari 36 kali bertanding di La Liga. Sekarang ia telah menjadi kapten dari Real Madrid dan Spanyol. Reflek yang cepat, gesit, berwibawa, dan ganteng. Untuk poin yang terakhir, saya rasa cukup jarang seorang kiper memiliki paras tampan seperti dirinya. Setuju ladies?

10. Raul Gonzalez

10 pemain terbaik Real Madrid sepanjang masa_html_m2dcea271
Siapa yang bisa mengingkari bahwa Raul adalah salah satu pemain terbaik Real Madrid? Bahkan pendukung Barcelona pun tidak! Pencetak gol terbanyak El Real (323 gol) ini adalah pemain asli binaan Castilla Real Madrid. Jangan lupa bahwa ia adalah pemain yang membuat Emilio Butragueno harus angkat kaki dari Estadio Santiago Bernabeu. Menjalani debut sebagai pemain termuda yang pernah bermain bagi El Real, Raul ditahbiskan menjadi Pangeran Bernabeu oleh seluruh Madridista. Sepanjang karirnya bersama Madrid, tak sekalipun ia mendapatkan kartu merah. Sebuah bukti bahwa ia tidak hanya memiliki skill, melainkan juga kepribadian yang baik dalam mengontrol emosi dan memimpin tim. Sekalipun ia tidak menghabiskan karir di Real Madrid, tak mungkin pendukung Madrid akan melupakan pangerannya yang tercinta.

0 comments:

Post a Comment